Dalam sunyi.
Dalam sunyi aku bernyanyi
Dalam sunyi aku menari
Dalam sunyi aku terpatri
Dalam sunyi aku mencoba menggapai mentari
Dalam sunyi, aku meniduri pedih, terlelap dengan perih.
Aku menunggu mati dalam depresi
Dalam sunyi, aku pelihara hina.
Hina yang tumbuh, membuat ku mengeluh terus menerus hingga air mataku menjadi keruh
Dalam sunyi, aku berteriak.
Berteriak karena muak akan kerak-kerak rasa geli yang terpampang di kepala bagian belakang.
Dalam sunyi, aku berpura-pura tidak hadir dalam kehidupan.
Dalam sunyi, aku melihat apa yang tidak tersurat.
Dalam sunyi, aku mendengar apa yang tidak dibicarakan.
Dalam sunyi, aku bicara akan rasa hampa
Dalam sunyi, aku merasa aku hidup sia-sia
Dalam sunyi, aku ingin berontak tapi aku berdaya mati. Walau hanya mati suri, tapi terjadi berulang kali
Dalam sunyi, aku tertawa sepi, tertawa imajinasi. Imajinasi yang tidak selalu terjadi, bahkan tidak pernah terjadi.
Dalam sunyi, aku melihat gelap. Ternyata aku tidak hanya tiarap atau bahkan tengkurap. Tapi aku berharap dan itu terungkap.
Aku telah pergi, dalam sunyi aku pergi. Pergi, dan tidak akan pernah kembali. Karena tidak hanya pergi, tapi aku mati. Mati dalam sunyi.
Maret 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar