Tulang Punggung

Aku mempunyai rasa tarik menarik dengan tubuh bagian belakang wanita. Terutama mereka yang baru saja meniduri raga ini yang haus akan tubuh mereka sendiri - M. F. Riphat

Jumat, 07 Oktober 2011

Memo kecil didalam saku kemeja ku

RT @indistinctpoet: Bila aku tua suatu ketika, ingatlah aku pernah berjaya saat muda. Aku pula pernah merana tapi mereka tetap terpesona.

RT @indistinctpoet: Selama ini, kamu mengabaikan ku seperti air mani yang ku abaikan ketika memikirkan mu.

RT @indistinctpoet: Kalau saja aku bisa, aku ingin membunuh mu. Iya, kamu si masalah ku.

RT @indistinctpoet: Jika aku mati nanti, kenanglah aku, si dia yang menikahi pilu dengan senang hati.

RT @indistinctpoet: Setiap pagi, aku bertani, menanak nasi. Ketika malam, aku mati di dalam hati. Aku ingin teriak "BABI" untuk hidupku ini.

RT @indistinctpoet: Aku mungkin pendosa, tapi bukankah Tuhan itu sempurna?



Dikutip dari kumpulan tweets account twitter @indistinctpoet

Kamis, 06 Oktober 2011

sepuluh

Satu detik berlalu tanpa aku terpaku
Dua kali aku mengenang masa lalu
Tiga diantaranya menjadi benalu
Empat hari kemudian begitu saja berliku
Lima lubang baru terjalin nafsu
Enam lagu lama pun lupa bergulir pilu
Tujuh jam dalam proses aku mengadu
Delapan pola setiap lapisan terpatri kaku
Sembilan itu sisa satu selalu
Sepuluh dari sisanya biar aku ganti baru





Okt 2011

pelabuhan tanjung priok

Seperti biasa, panorama pagi hari disini jauh dari kata "sunyi"
Setiap elemen masyarakat menari dari hati ke hati

Diujung jalan ada penjual hewan langka, disebelah kanan jual beli bebatuan, di gang belakang jual beli perempuan.

Mobil motor tertata berantakan, tidak jelas bentuk jasad mereka. Sore itu ketika para pemain menumpahkan kesibukan masing-masing, aku terpaku di ujung kapal, siap melompat, menutup lembar hidup, dan siap memulai hal baru, termakan janji palsu.



Yang katanya bukan hidup lagi namanya
Yang katanya enak disana
Yang katanya tanpa beban disana
Yang katanya tidak tertekan disana
Yang katanya yang katanya yang katanya
Yang katanya ini dan yang katanya itu


Tiba2 terdengar bisik seorang melarat di telinga sebelah kiri, "untuk apa mas?"

Aku bingung dan menggigil ngeri

Pesona laut mengajak ku berdendang bersama ditengah-tengah dengan syarat tanpa nyawa,
Aku tekankan, aku hanya seonggok daging tanpa nyawa

Ku tatap si matahari, "saatnya aku kembali ke peraduan hey kamu calon mati" ujarnya. Sudah pukul 6 sore ternyata.

Disini, satu jiwa satu cerita, seribu jiwa seribu cerita. Satu berangkat satu berlabuh, seribu berangkat seribu berlabuh.

Aku bergegas, mengemas barang, dan meninggalkan pelabuhan itu, Pelabuhan tanjung priok.



Tempat aku mengenang mu sambil menikmati tubuhmu dalam imajinasi ku.