Tulang Punggung

Aku mempunyai rasa tarik menarik dengan tubuh bagian belakang wanita. Terutama mereka yang baru saja meniduri raga ini yang haus akan tubuh mereka sendiri - M. F. Riphat

Selasa, 29 November 2011

Memo kecil didalam saku kemeja ku



RT @indistinctpoet: Puisiku adalah rangkaian emosionalku atas dirimu yang secara tidak sengaja tumpah dalam deretan kata.

RT @indistinctpoet: Aku berada dibawah bayang-bayang. 
Bayang-bayang elang yang gagah bukan kepalang

RT @indistinctpoet: Apakah ada hidup setelah ini? 
Atau mungkin, ini adalah hidup setelah lalu?

RT @indistinctpoet: Kadang aku tidak butuh kamu untuk membutuhkan kamu

RT @indistinctpoet: Baju adikku yang berwarna merah jambu, 
mirip dengan pipimu yang memerah ungu

RT @indistinctpoet: luka yang kau buat suatu ketika, telah lama tertutup asa. 
Namun bekasnya, tidak mati termakan usia, di setiap masa

RT @indistinctpoet: Pada hatimu, telah banyak orang mengotori itu. 
Aku disini hadir untuk menyapu dan tinggal didalamnya

RT @indistinctpoet: Aku telah menikah dengan penderitaan sejak lama. 
Sejak ia melamarku dulu

RT @indistinctpoet: Semalam, dua insan menggantung kalung di leher yang penuh cinta terbendung. 
Siapapun yg beruntung, aku merenung murung 




Diambil dari kumpulan tweets account twitter @indistinctpoet





Mereka yang menduga buku saya bermakna

KATA MEREKA


BEDA! seperti ada yang disembunyikan dibalik setiap kata-kata yang dipadukan. Buku ini bukan hanya telah menghidupkan isi puisinya, tapi juga cara pandang kita terhadap dunia.-Yapto Soelistyo Soerjosoemarno, S.H, (Ketua Umum Partai Patriot)

Ekspresif. Sangat menarik, di usia muda sudah mampu membuat seperti ini. Saya sempat mengernyitkan dahi ketika membacanya, salut. Sukses selalu dan tetaplah produktif dalam berkarya - Din Syamsuddin (ketua pp muhammadiyah)

Kaya akan kata-kata, penuh teka-teki, menarik, tapi tetap romantis - Pevita Pearce (artist)

I'm proud to know a very young and talented writer has emerged in indonesia. The book is very touching. Can't wait to have a signed copy and for the next book. Congratulations- Bertrand Antolin(Actor/singer)

Kata2 nya dalam dan unik sekali. Benar2 sebuah pemikiran yang merupakan sebuah prestasi - Nikita Willy(aktris/penyanyi)

Kalau dilihat dari sudut pandang saya, seorang awam dalam dunia sastra, karya-karya Riphat mempunyai arti yang dalam dan sangat luas. Dikemas dengan sangat baik, dan cukup menarik isinya. Lumayan, dapat me-relax-kan otak saya disela-sela kesibukan saya.- Tyas Mirasih(artist)

It's a piece of art that had been written by heart. Very touchy, deep, and dark yet beautiful poems that comes from a beautiful mind. - Dika Restiyani (Muslimah fashion ambassador 2011)

Menurut saya, buku ini sangat didasari oleh emosi yg dalam. Sehingga sinyal itu sampai kepada pembaca. Sebuah energi yang kuat dan bisa menginspirasi. Luapan hati yg dikemas secara sempurna oleh Riphat. -Tsania Marwa (aktris/model)

Perpaduan kata dan pilihan bahasanya ngga monoton. suatu apresiasi anak bangsa yg perlu terus dipertahankan. - NS. Yasmine (Finalis Putri Indonesia 2011/Model)

Terdapat makna tersirat yang cukup dalam di setiap kata nya. Menarik ketika melihat penulis masih dalam usia belia. Semoga dapat menginspirasi generasi2 muda lainnya. Saya nantikan hasil karya berikutnya. - Garnis Mutiara Shavira, S.H (Finalis Miss Indonesia Earth 2010/Model)

Desah Keluh Kesah

Beberapa tahun terakhir, seiring waktu bergulir, 
nafsu tidak mengalir lagi meskipun sudah lama terlahir

Aku merapuh rindu

Rindu akan ragu yang menebar pilu disetiap sudut baru

Seperti malam itu, terjadi berulang kali. 
Aku merenung. 
Berpangku tangan dalam apatis, 
mendongak sambil terpejam lagi

Mengoyak lubang demi merangkul cahaya terang yang belum pernah terulang. 
Sekarang semua terlihat seperti jurang terlarang

iya, seperti menggenggam udara


Beberapa saat sebelum matahari terbit lagi, aku seperti mau mati. 
Tapi aku ingin menertawakan masa muda suatu ketika. 
Terpojok di panti jompo pada tahun dua ribu lima puluh sekian, 
tertawa kecil setiap pagi, mengingat masa itu untuk ke-beberapa ribu kali nya.


Tertusuk duri yang sama diwaktu yang berbeda


Dimana mereka yang katanya berbagi daging dan darah denganku?
Haruskah aku mendayung sampan sendiri?
Bukankah ini hari dimana para cecunguk mulai berhenti bertingkah?
Mengapa aku harus menyeka keringatku lagi?

Persis seperti ketika aku menghamili putri raja dari Bali, 
mereka bersembunyi dibalik kain mukena masing-masing


Eh, kenapa Bali? Aku hanya beralibi

Tepat hari ini, aku terpukul kaku, lagi.
Tulang ekorku hancur menjadi cairan lendir yang amis.


Lagipula siapa peduli kalau aku muntah darah?



Nov 2011