Tulang Punggung

Aku mempunyai rasa tarik menarik dengan tubuh bagian belakang wanita. Terutama mereka yang baru saja meniduri raga ini yang haus akan tubuh mereka sendiri - M. F. Riphat

Selasa, 29 November 2011

Desah Keluh Kesah

Beberapa tahun terakhir, seiring waktu bergulir, 
nafsu tidak mengalir lagi meskipun sudah lama terlahir

Aku merapuh rindu

Rindu akan ragu yang menebar pilu disetiap sudut baru

Seperti malam itu, terjadi berulang kali. 
Aku merenung. 
Berpangku tangan dalam apatis, 
mendongak sambil terpejam lagi

Mengoyak lubang demi merangkul cahaya terang yang belum pernah terulang. 
Sekarang semua terlihat seperti jurang terlarang

iya, seperti menggenggam udara


Beberapa saat sebelum matahari terbit lagi, aku seperti mau mati. 
Tapi aku ingin menertawakan masa muda suatu ketika. 
Terpojok di panti jompo pada tahun dua ribu lima puluh sekian, 
tertawa kecil setiap pagi, mengingat masa itu untuk ke-beberapa ribu kali nya.


Tertusuk duri yang sama diwaktu yang berbeda


Dimana mereka yang katanya berbagi daging dan darah denganku?
Haruskah aku mendayung sampan sendiri?
Bukankah ini hari dimana para cecunguk mulai berhenti bertingkah?
Mengapa aku harus menyeka keringatku lagi?

Persis seperti ketika aku menghamili putri raja dari Bali, 
mereka bersembunyi dibalik kain mukena masing-masing


Eh, kenapa Bali? Aku hanya beralibi

Tepat hari ini, aku terpukul kaku, lagi.
Tulang ekorku hancur menjadi cairan lendir yang amis.


Lagipula siapa peduli kalau aku muntah darah?



Nov 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar