Tulang Punggung

Aku mempunyai rasa tarik menarik dengan tubuh bagian belakang wanita. Terutama mereka yang baru saja meniduri raga ini yang haus akan tubuh mereka sendiri - M. F. Riphat

Kamis, 22 September 2011

Bakar dupa untuk menyamarkan mayat yang mati

Misalkan kita di kota timur







Misalkan kita di kota timur; seperti poso, ambon, papua, 
dan maupun seluruh wilayah timur teratur

Misalkan kita di kota timur; mereka akan menyapa dengan senjata
Kita akan menua dalam pecah kepala

Misalkan kita di kota timur; suka ada yang bertanya, 

adakah sedikit cahaya di celah jendela saya


Misalkan kita di kota timur; menata mesiu yang terus bergantian menyala, 

tak meninggalkan replika

Misalkan kita di kota timur; kita akan terbangun di tengah pagi buta, 

menonton mayat mereka di tengah jalan A. 
Mereka korban perang antar bangsa


Mereka mati muda.


Tapi semua tau kalau di kota timur, 
tidak ada lubang untuk kabur.


Tapi kenapa kota timur?


Kalau terus memisalkan kita di kota timur; kita, pria itu, dan mereka. 

Pakaikan anak-anak baju baru yang kita beli waktu itu.

23 tahun lagi ia tak akan di ruangan ini. Seperti warna biru dalam busana kemayu


Lagi-lagi aku tidak bisa meniduri kamu, ratu ku.






Misalkan kita di kota timur; kita pasti sudah mati sia-sia.






Sept 2011

"Itukah belatung di hidung mu?"

Belenggu kayu pemalu


Ada sepasang bukit, meruncing ungu
Siapapun tahu : sepi kita selalu
Mengapa mustahil mimpi berlaku
Mempermainkan bambu
Lusa kemudian mereka membaca nya di koran kota yang mereka sendiri tiru
Ditepi ini buih masih merayap pilu
Laut jadi malas mengirimkan ombak baru
Sesuai pesanan mu
Lalu ia mencari kepak burung penipu
barangkali telah kuseka nama mu
Terlampir menjadi abu
Aku tak bisa lagi memamerkan mu
Sudah amis peluru
Penjilat waktu
Perjalanan malam bagai belenggu
Namun dia tak lama menunggu
Dia itu ya si hantu
Sebuah lampu menyala tanpa tamu
Lagi lagi si hantu membuka pintu
Sabtu itu, jam mengadu
Senyum mu yang tau
Lalu ku lepaskan lidahku dari langit-langit mu
Bulan adalah gelandangan tahun lalu
Memburu satu, meletakkan ujung senapan palsu pemburu
Di gelombang yang beku,
Kini nikam suhu, embun kelabu
Lampu-lampu jalan selain mati melulu,
Benar, begitulah dia pernah bertanya, dulu
Yang ada hanya aku;
Aku berdiam nyaru, aku menua di stasiun arafuru
Selamat membenci hari baru
Dari aku yang bau,
Selamat malu.

 sept 2011