"Jumat
sore, bersandar di samping jendela. Tidak ada yang menemani. Menikmati hujan,
memandangnya dengan hati"
Tidak ada titik sembunyi
Aku lelah
Aku lelah akan waktu yang berjalan sangat lambat
Karena membuat aku menunggu tidak dengan melihat
Aku di depan sendiri
Menyendiri dan merasa sepi
Aku lelah
Aku lelah akan waktu yang berlari terlalu cepat
Karena di tinggal nya aku dengan tekad yang bulat
Aku terlantar sendiri
Menyendiri dan merasa sepi
Aku lelah
Aku lelah hidup tanpa nya
Karena diri nya yang menghentikan langkah fana
Aku terpaku sendiri
Menyendiri dan merasa sepi
Aku lelah
Aku lelah terus bercerita
Karena dengan bercerita, aku seperti kembali mengulang derita
Aku kembali sendiri
Menyendiri dan merasa sepi
Membalut, mencoba menjahit luka hati
Namun benci mengikuti, dan yang terjadi,
Hati ku mati
Salahkah aku bercerita akan derita kita?
Sungguh, ini hanya rasa ingin mengeluh
Dengar, untuk ku, membenci adalah kata yang sukar
Tidak kah engkau kembali untuk menari lagi?
Dia menghilang, bertualang mengejar bintang
Pergi berlari tanpa hasrat ingin kembali
Hal yang wajar, lagi-lagi aku sendiri
Karena itu tidak ada yang perlu di sembunyikan lagi
Karena aku benci cerita ini
Des 2008
"It’s so hard to breath. Hard to get out, and I don't know
how much longer I can keep this up"
Fill the soul never called
Fill the soul never called
This place is
not bright enough
I try to detect something out of this world
something out of this world
that realization suddenly makes me wanting to scream
the fact, I find nothing
I don't know what to say actually, but I do know something
I’m trying to hear what I’m not saying
I grab hold of my breath
I only have today to say what I never want to
this has been nothing
will you please excuse me now?
Do not ask me how to lose friends, not even how to alienate people
I am surely cannot explain how deep and wide the space in the place I usually called, heart. To the era I’m in love with, don't let me down!
I scold myself
I try to detect something out of this world
something out of this world
that realization suddenly makes me wanting to scream
the fact, I find nothing
I don't know what to say actually, but I do know something
I’m trying to hear what I’m not saying
I grab hold of my breath
I only have today to say what I never want to
this has been nothing
will you please excuse me now?
Do not ask me how to lose friends, not even how to alienate people
I am surely cannot explain how deep and wide the space in the place I usually called, heart. To the era I’m in love with, don't let me down!
I scold myself
Dec 2008
Kembali
Terpaku aku
menyendiri, melihatnya samar. Geliat masa lalu kembali tersadar, rasa sesal
kembali tercuat mekar. Angin siang menegur renungku, setelah memahami aku
menyapa. Menyelinap kedalam aliran
sempit menuju otak. Tawa demi tawa di telusurinya sejenak. Gugur pohon berbaris
dan tersenyum. Lika-liku embun pagi tersirat kembali di hati
Dengan santun, kembali ia mengetuk jendela tempat biasa aku memandang dunia.
Kembali ku melihat dirinya
renyah terdengar suaranya
gelagat tawa empuk dan tatapan mata terpuja
Dia sosok sempurna ku. Termenung aku memikirkan nya, kembali. Terukir lagi kisah sempurna kami. Terkenang lagi, berharap kembali. Kenangan kisah sempurna membuatku lupa untuk mengedipkan mata. Habis kata-kata ku mengungkap kisah ini
inilah cerita lama, kembali terjadi
Semoga dia mengerti bahwa aku ingin dia kembali, membiarkan dunia tahu, kita (pernah dan akan selalu) bersama
Karena terkunci sudah, aku dengannya
Des 2008
Dengan santun, kembali ia mengetuk jendela tempat biasa aku memandang dunia.
Kembali ku melihat dirinya
renyah terdengar suaranya
gelagat tawa empuk dan tatapan mata terpuja
Dia sosok sempurna ku. Termenung aku memikirkan nya, kembali. Terukir lagi kisah sempurna kami. Terkenang lagi, berharap kembali. Kenangan kisah sempurna membuatku lupa untuk mengedipkan mata. Habis kata-kata ku mengungkap kisah ini
inilah cerita lama, kembali terjadi
Semoga dia mengerti bahwa aku ingin dia kembali, membiarkan dunia tahu, kita (pernah dan akan selalu) bersama
Karena terkunci sudah, aku dengannya
Des 2008
Ibu
ibu,
aku ingin bercerita(tentangnya)
namun engkau tak ada
ibu,
aku ingin mengeluh(tentangnya)
namun engkau terlihat jauh
aku ingin bercerita(tentangnya)
namun engkau tak ada
ibu,
aku ingin mengeluh(tentangnya)
namun engkau terlihat jauh
ibu,
aku ingin menangis(karenanya)
namun engkau tak mencoba menepis
aku ingin menangis(karenanya)
namun engkau tak mencoba menepis
ibu,
aku ingin tertawa(bersama mu)
namun kita di tempat berbeda
aku ingin tertawa(bersama mu)
namun kita di tempat berbeda
ibu,
AKU GILA
aku ingin kita bersama
menghabiskan waktu
dengan niat tertuju
AKU GILA
aku ingin kita bersama
menghabiskan waktu
dengan niat tertuju
ibu,
dimana aku bisa menumpukan amarah seperti dulu?
dimana kita bisa menikmati gelak tawa bersama seperti dulu?
dimana aku bisa menumpukan amarah seperti dulu?
dimana kita bisa menikmati gelak tawa bersama seperti dulu?
ibu,
aku belum selesai
aku belum selesai
ibu
tunggu!
Feb 2009
"Hembusan
angin memutar aku, mencoba membakar. huh, untung saja, ku ingin dia
disini"
Pelukis Jiwa, selamat datang
Hari selasa, kemarin kita bersama
berdua, mencoba berangan-angan
merangkai masa depan
dibawah rindangnya dahan
semua bahagia, matahari tersenyum
meraba lembut, mengetuk pintu hati
senyumnya, dari aku untuk mu sayang
tak pernah terlewatkan dari cahaya terang
hujan hari ini baru saja berakhir
menyapa ku, menawarkan wajah
dengan terpaksa, rasa sedih tersingkir
bukan berarti semua terlewat dengan mudah
janganlah berganti, tetaplah seperti ini
seratus rupa pemuja, mencoba menanti
berbagi impian sederhana
mencoba mengeluh, "kenapa kau jauh?"
bila nanti kita terpisah, melewati jutaan cahaya. janganlah berubah
sungguh, terlalu lelah walau hanya sekedar bermimpi
Raut wajah mempunyai kisah
harapan setiap gagak pengganggu
kebersamaan terjaga oleh laut merah
memperbaiki hidup dengan jiwa baru
pernah kah kau merasa gila?
selamat datang di dunia ku
pernah kah kau merasa tergores?
selamat datang di dunia ku
aku memperhatikan sosok sempurna, milik ku. itukah kau?
engkaukah
yang mengetuk jendela malam itu? yang memberi warna, memperindah cemara,
menoreh, meneteskan tinta, warna setiap detik
tanpa
terpaksa, aku tersenyum
wahai pelukis jiwa, terima kasih
wahai pelukis jiwa, terima kasih
disinilah
tempatmu, jangan engkau beranjak
Feb
2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar