Tulang Punggung

Aku mempunyai rasa tarik menarik dengan tubuh bagian belakang wanita. Terutama mereka yang baru saja meniduri raga ini yang haus akan tubuh mereka sendiri - M. F. Riphat

Jumat, 09 September 2011

tumpukan buku menjadi inspirasi ku


"Jumat sore, bersandar di samping jendela. Tidak ada yang menemani. Menikmati hujan, memandangnya dengan hati"

Tidak ada titik sembunyi


Aku lelah
Aku lelah akan waktu yang berjalan sangat lambat
Karena membuat aku menunggu tidak dengan melihat
Aku di depan sendiri
Menyendiri dan merasa sepi

Aku lelah
Aku lelah akan waktu yang berlari terlalu cepat
Karena di tinggal nya aku dengan tekad yang bulat
Aku terlantar sendiri
Menyendiri dan merasa sepi

Aku lelah
Aku lelah hidup tanpa nya
Karena diri nya yang menghentikan langkah fana
Aku terpaku sendiri
Menyendiri dan merasa sepi

Aku lelah
Aku lelah terus bercerita
Karena dengan bercerita, aku seperti kembali mengulang derita
Aku kembali sendiri
Menyendiri dan merasa sepi



Membalut, mencoba menjahit luka hati
Namun benci mengikuti, dan yang terjadi,
Hati ku mati

Salahkah aku bercerita akan derita kita?

Sungguh, ini hanya rasa ingin mengeluh
Dengar, untuk ku, membenci adalah kata yang sukar
Tidak kah engkau kembali untuk menari lagi?

Dia menghilang, bertualang mengejar bintang
Pergi berlari tanpa hasrat ingin kembali
Hal yang wajar, lagi-lagi aku sendiri
Karena itu tidak ada yang perlu di sembunyikan lagi


Karena aku benci cerita ini




Des 2008





"It’s so hard to breath. Hard to get out, and I don't know how much longer I can keep this up"


Fill the soul never called




This place is not bright enough
I try to detect something out of this world
something out of this world
that realization suddenly makes me wanting to scream
the fact, I find nothing

I don't know what to say actually, but I do know something

I’m trying to hear what I’m not saying
I grab hold of my breath
I only have today to say what I never want to

this has been nothing

will you please excuse me now?

Do not ask me how to lose friends, not even how to alienate people

I am surely cannot explain how deep and wide the space in the place I usually called, heart. To the era I’m in love with, don't let me down!


I scold myself




Dec 2008








"untuk nya. Kau akan terkenang selalu. ingin aku mengulang kembali kisah kasih kita. Tapi yang sudah terjadi biar saja terjadi, teringat ketika kau mengenalkan aku dengan apa itu cinta, hangatnya kasih sayang, dan bersihnya sebuah cinta putih. Maafkan atas segala rasa salah, keluh kesah, dan gelisah yang pernah aku adukan"

 

 

Kembali

 

 

 

Terpaku aku menyendiri, melihatnya samar. Geliat masa lalu kembali tersadar, rasa sesal kembali tercuat mekar. Angin siang menegur renungku, setelah memahami aku menyapa.  Menyelinap kedalam aliran sempit menuju otak. Tawa demi tawa di telusurinya sejenak. Gugur pohon berbaris dan tersenyum. Lika-liku embun pagi tersirat kembali di hati

Dengan santun, kembali ia mengetuk jendela tempat biasa aku memandang dunia.
Kembali ku melihat dirinya
renyah terdengar suaranya

gelagat tawa empuk dan tatapan mata terpuja

Dia sosok sempurna ku. Termenung aku memikirkan nya, kembali. Terukir lagi kisah sempurna kami. Terkenang lagi, berharap kembali. Kenangan kisah sempurna membuatku lupa untuk mengedipkan mata. Habis kata-kata ku mengungkap kisah ini

inilah cerita lama, kembali terjadi

Semoga dia mengerti bahwa aku ingin dia kembali, membiarkan dunia tahu, kita (pernah dan akan selalu) bersama

Karena terkunci sudah, aku dengannya


Des 2008







"teringat akan pusaranya. ibuku tercinta"




Ibu



ibu,
aku ingin bercerita(tentangnya)
namun engkau tak ada

ibu,
aku ingin mengeluh(tentangnya)
namun engkau terlihat jauh

ibu,
aku ingin menangis(karenanya)
namun engkau tak mencoba menepis

ibu,
aku ingin tertawa(bersama mu)
namun kita di tempat berbeda

ibu,
AKU GILA
aku ingin kita bersama
menghabiskan waktu
dengan niat tertuju

ibu,
dimana aku bisa menumpukan amarah seperti dulu?
dimana kita bisa menikmati gelak tawa bersama seperti dulu?

ibu,
aku belum selesai

ibu

tunggu!



Feb 2009







"Hembusan angin memutar aku, mencoba membakar. huh, untung saja, ku ingin dia disini"



Pelukis Jiwa, selamat datang



Hari selasa, kemarin kita bersama
berdua, mencoba berangan-angan
merangkai masa depan
dibawah rindangnya dahan

semua bahagia, matahari tersenyum
meraba lembut, mengetuk pintu hati
senyumnya, dari aku untuk mu sayang
tak pernah terlewatkan dari cahaya terang

hujan hari ini baru saja berakhir
menyapa ku, menawarkan wajah
dengan terpaksa, rasa sedih tersingkir
bukan berarti semua terlewat dengan mudah

janganlah berganti, tetaplah seperti ini
seratus rupa pemuja, mencoba menanti
berbagi impian sederhana
mencoba mengeluh, "kenapa kau jauh?"

bila nanti kita terpisah, melewati jutaan cahaya. janganlah berubah
sungguh, terlalu lelah walau hanya sekedar bermimpi

Raut wajah mempunyai kisah
harapan setiap gagak pengganggu
kebersamaan terjaga oleh laut merah
memperbaiki hidup dengan jiwa baru

pernah kah kau merasa gila?
selamat datang di dunia ku
pernah kah kau merasa tergores?
selamat datang di dunia ku


aku memperhatikan sosok sempurna, milik ku. itukah kau?
engkaukah yang mengetuk jendela malam itu? yang memberi warna, memperindah cemara, menoreh, meneteskan tinta, warna setiap detik
tanpa terpaksa, aku tersenyum

wahai pelukis jiwa, terima kasih
disinilah tempatmu, jangan engkau beranjak



Feb 2009












Tidak ada komentar:

Posting Komentar