Tulang Punggung

Aku mempunyai rasa tarik menarik dengan tubuh bagian belakang wanita. Terutama mereka yang baru saja meniduri raga ini yang haus akan tubuh mereka sendiri - M. F. Riphat

Jumat, 09 September 2011

titik berhenti ku.


“meratapi jiwa”



Kursi menari memandangi wajah lusuh ini




Silau lampu 25 watt menemani malamku,
Tanpa angin, maupun bising
Kurebahkan tubuh lemah ini, mengenang masa lampau

Masa dimana kesendirian adalah hal silam
Masa dimana kesepian adalah kata yang haram

Tumpukan buku penuh debu, tanpa getaran maupun teriakan
Gitarku mulai rapuh, sekian lama tidak terpetik

Sampai detik ini, masih malu memikirkan apa maksud retak di sudut dinding kamar ini
Sedikit coretan tak beraturan membuatnya semakin kusam

Ketika tersadar, kursi itu masih menari diatas kehampaan diri


Juli 2009






“apa yang selalu salah? Ketika tersirat untuk berhenti melangkah”    


Langkah


Salahkah aku jika tetap menjaga bunga indah milikku?
Salahkah aku jika tetap merawat bunga indah milikku?
Salahkah aku jika aku selalu menikmati bunga itu?

Perdebatan bukanlah hal yang tabu, namun apakah setiap hal tabu harus diperdebatkan?

Bungaku,
Biarkan aku merawatmu dengan caraku
Biarkan aku menjagamu dengan caraku
Biarkan aku menikmatimu dengan caraku

Diam dan perhatikan

Sebuah kisah singkat tanpa akhiran,


Juni 2009





“kamu, terlalu berarti. Ketika aku menemukan mu di antara ribuan helai”

Sehelai


Sehelai dari sekian ribu, coba kunikmati
Sehelai dari sekian ribu, coba kulayani
Sehelai dari sekian ribu, coba kuperbaiki
Sehelai dari sekian ribu, coba kuhayati

Sehelai, selalu kusimpan dalam hati
Sehelai, selalu membuatku menari
Sehelai, membuatku tertusuk duri
Sehelai, berlalu sudah cuplikan hari

Sehelai dari sekian ribu, itu kamu ternyata.


Mei 2009






“Jangan dilirik, siapa dia?”



Awalan kotor


Pasir di seluruh pantai, aku yang harus memikul
Karena tanpa sadar, aku yang tengah menimbunnya
Dikumpulkan satu persatu setiap detik, tanpa henti tanpa tujuan

Dia datang, membantu mengusap ruang tempat biasa aku bekerja
Tanpa suara dan tanpa izin, dia terus mengusik

Menikmati aku

Satu dua, dia kembali memutar otak ku
Satu dua tiga, terus berputar otak ini tanpa henti otak ini
Apakah arti maupun maksud semua ini?
Ku tumpuk lagi luapan air yang mulai membusuk

Kumpulan es pun kembali mencair

Tiada hari tanpa kalimat Tanya, siapa dia?



Mei 2009



“akhirnya ku menemukanmu. Pengakuan dari sekian lama dalam sebuah permainan”

Pemberhentian


Hutan, tempat  dimana hujan mendarat tanpa kesan
Ketika semua rata, gundukan itu mulai bermunculan
Banyak prasangka, ulah hujan yang ke sekian
Memang tidak semua benar, tuan

Namun tidak ada juga yang menyebutnya kesalahan

Pelan-pelan diurai, mari dicoba dengan pelan
Banyak terurai menjadi terlihat rentan
Namun ini bukan percobaan
Semakin bersyukur, semua akan aman



April 2009






Tidak ada komentar:

Posting Komentar