“kamuflase”
Tempat
tinggal
Sebuah
ruang dengan rak buku dekat pintu,
Berdiri
lemari di seberangnya,
Televisi
dan antena lusuh menemani,
kipas
angin penuh debu,
dan
alas tidur empuk penuh kenangan
Disini
aku bersemayam,
Disini
aku bercinta, dan
Disini
pun aku menangis
Kunyalakan
lampu meja Philips demi mengenang masa lalu yang terngiang di otak kiri,
Tidak
lupa tamparan dari denyut nadi dan desiran darah dengan lancang
Sakit,
Perih,
Habis
sudah kata-kata
Inilah
tempat tinggalku,
Agustus
2009
“cerita cinta kita”
Kisah
singkat tentang taman hiburan
Kita
berencana, berlibur ke taman hiburan
Taman
dimana kita dapat menikmati hari tanpa beban
Tempat
beristirahat, bersenda gurau penuh kebersamaan
Warna
langit, rumput, dan hawa udara memaksa kita melupakan kesedihan
Selesai
memarkir mobil, ku buka pintu untuk mu
Kau
tersenyum,
Kau
menggandeng tanganku, menyenderkan diri di bahu ku
Membuat
aku merasa hebat,
Sampai
di loket, ku biarkan kau membelikan tiket untuk kita berdua
Kita
melewati pintu masuk, tangan kita ditandai dengan tinta
Menandakan
bahwa kita adalah pengunjung setia
Melihat
sekeliling, aku merasa, kau merasa, kita bahagia
Kau
duduk diatas gulungan tikar yang telah aku gelar
Kau
tuangkan anggur, segelas untukku
Kau
suguhkan aku makan dan minum, lengkap dengan senyum manismu
Menikmati
angin, senyuman matahari
Tanpa
sadar, matahari mulai mengantuk
Bulan
mulai mempertontonkan kebolehannya
Dengan
berat hati, aku mengadu
Kau
mengangguk penuh rasa haru
“janji
ya kita akan kemari lagi, nanti” ujarmu
Kita
pulang tanpa menengok kebelakang,
Dengan
keyakinan akan mengulang kejadian terkenang
Agustus
2009
“gemercik api dari pintu kayu yang tak kenal lupa”
Tidak hanya
Lampu
pijar yang tergantung di pojok ruang,
Meneriakkan
ku dengan sinar sayu
Baling-baling
kipas lusuh memutar dengan anggunnya
Detik
pada jarum jam tak henti mengganggu dengan nuansa haru
Retak
pada sudut tembok ini mengancamku akan masa lalu
Lagi-lagi
pengaduan sia-sia ku lakukan dengan alasan seni
Apa
daya, aku hanya manusia biasa
Agustus
2009
“When I realize I have no friend”
My friend
Ten
years ago my friend, I was just a little kid which was always crying
You
came to me and asking me to make a friend
Five
years after, my friend, you came to my mother’s funeral and help me to keep standing
and start my new life
You
always be my side whatever happens to me
Now
I am eighteen years old my friend,
I
know what love is look alike, I’ve learned how to be a real men
Even
though we are not kids anymore, I still need you my friend,
For
the rest of my life
Thank
you my friend for all the love you gave to me,
And
proving that my life is the most beautiful things I would ever know,
Unfortunately,
we feel it once only
I
love you my friend
Aug
2009
“terbelahnya rasa”
Pertemuan
terbuka
Bila
meninggalkan ku adalah yang kau mau,
Aku
akan pergi meninggalkan setiap butir pasir terkumpul
Bila
angin itu menghempas semua titik temu,
Dan
kau tersesat,
Jangan
kau cari aku lagi
Takkan
ada aku lagi
Berhentilah
meraba kata bersama
Bertahanlah
akan rasa kesendirian
Lantunan
detak jantung meneriakkan setiap langkah
Kau
dengar, namun kau abaikan itu
Kau
lihat, namun kau tutup matamu
Kau
tahu, namun kau tipu kepercayaan itu
Kau
bakar semua catatan ku
Agustus
2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar