“Tentang gadis yang
duduk di depan”
Gadis kurus
Gadis kurus
Kau duduk mata melurus
Terus menerus
Menyebar virus
Gadis kurus, indah
Kau menatap megah
Baju seksi warna merah
Semua tertegun pasrah
Gadis kurus, manis
Kau berbicara puitis
Tertawa kadang meringis
Membuat kesedihan
terkikis
Gadis kurus, kau
membuat ku terpana
Luar biasa kagum akan
kau wahai gadis kurus yang lugu
Ku berjalan menatap
kau gadis, puas jiwa
Kau tergoda dan
tersipu malu
Gadis kurus kau sangat
lucu
Tergetar aku merasakan hangat tubuhmu
Seperti palu bergerak
bersama paku
Malu menyatakan tapi
mau
Gadis kurus mari
temani hidup
Akan berikan apa yang
ingin miliki
Jangan pergi dengan
jiwa tertutup
Nikmati bersama sampai
mati
Hai gadis kurus, tetaplah dampingi diriku!
May 2008
“Sosoknya
yang menggetarkan aku”
Sosok
Adinda, angin bergulir
Dia,
berhembus kencang tanpa arah
Tertiup satu persatu bergiliran
Mari kawan kita lihat dari lain sisi
Sungai mengalir, bertemu dari berbagai sisi menuju suatu titik dimana semua detik merasa terusik dan Menjadi bergelimpangan tanpa arah
Mereka menuju samudra
Tanpa beban tanpa kesan
Tertiup satu persatu bergiliran
Mari kawan kita lihat dari lain sisi
Sungai mengalir, bertemu dari berbagai sisi menuju suatu titik dimana semua detik merasa terusik dan Menjadi bergelimpangan tanpa arah
Mereka menuju samudra
Tanpa beban tanpa kesan
Tapi
teringat sampai mati
Selalu begitu demi waktu yang tertuju
Melaju, tanpa terasa, dia terpaku
Inilah kisah angin yang berhembus seperti sungai mengalir
Suatu cerita singkat dari pemuja yang terbuang, mengetahui kosong
Kisah singkat yang terikat zaman
Selalu begitu demi waktu yang tertuju
Melaju, tanpa terasa, dia terpaku
Inilah kisah angin yang berhembus seperti sungai mengalir
Suatu cerita singkat dari pemuja yang terbuang, mengetahui kosong
Kisah singkat yang terikat zaman
Juni 2008
“kiasan dari otak ku”
Cerita
sebuah cerita
tertera di kepala
terasa merata
ramai dan menderita
Terpaksa dan tak rata
murni, dan
terlihat seperti
asli
Mereka menyebutnya 'original'
baiklah itu saja
para pembaca jangan diambil hati. anggap saja tulisan ini sebuah hiburan terselubung
tertera di kepala
terasa merata
ramai dan menderita
Terpaksa dan tak rata
murni, dan
terlihat seperti
asli
Mereka menyebutnya 'original'
baiklah itu saja
para pembaca jangan diambil hati. anggap saja tulisan ini sebuah hiburan terselubung
Aug 2008
“Dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan”
Datang singkat, pergi bagai
menua
Akhirnya datang juga
Semakin tua saja, semua
menyambut dan memohon berkah pada yang menciptanya.
Semua menghargainya
Waktu yang sempurna, indah, dan tidak tergantikan
Singkat tapi menyentuh hati
Jiwa tentram tanpa
gangguan
Mau tidak mau, pasti
selalu sabar
Tinggi hati pergi jauh
Tinggi hati pergi jauh
Kikir pada sembunyi, dan
tidak ada yang tidak mau mengalah
Semoga kalian mengerti jiwa tentram yang damai sementara ini
Semoga kalian mengerti jiwa tentram yang damai sementara ini
Akan menjadi pertumpahan
darah perkiraan seiring berjalan waktu
inilah saatnya perubahan (sementara)
inilah saatnya perubahan (sementara)
Dapatkah kalian merasakan damainya?
Sampah, walaupun didaur ulang, akan tetap menjadi sampah
Sampah, walaupun didaur ulang, akan tetap menjadi sampah
indah untuk sementara
Aug 2008
“aku menghisapnya, aku menertawakannya”
Hijau Surga
Terpatri hati dengannya
beban lenyap seketika
melayang terngiang
melamun
anggun.
Dunia menonjolkan keindahan dahi sampai mata kaki
rendaman darah seakan tak berarti
HAHAHA
tanpa henti
HAHAHAHA
lagi dan lagi
HAHAHAHAHA
lihat batu itu!
HAHAHAHAHAHA
terpaku menjadi benalu
yang sudah, berlalu
datang lagi, tanpa malu
Malam itu kumerasakan hijau surga,
daun ganja
beban lenyap seketika
melayang terngiang
melamun
anggun.
Dunia menonjolkan keindahan dahi sampai mata kaki
rendaman darah seakan tak berarti
HAHAHA
tanpa henti
HAHAHAHA
lagi dan lagi
HAHAHAHAHA
lihat batu itu!
HAHAHAHAHAHA
terpaku menjadi benalu
yang sudah, berlalu
datang lagi, tanpa malu
Malam itu kumerasakan hijau surga,
daun ganja
Oct 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar