Tulang Punggung

Aku mempunyai rasa tarik menarik dengan tubuh bagian belakang wanita. Terutama mereka yang baru saja meniduri raga ini yang haus akan tubuh mereka sendiri - M. F. Riphat

Jumat, 09 September 2011

mencoba kembali apa yang telah terjadi.


“Tentang gadis yang duduk di depan”


Gadis kurus


Gadis kurus
Kau duduk mata melurus
Terus menerus
Menyebar virus

Gadis kurus, indah
Kau menatap megah
Baju seksi warna merah
Semua tertegun pasrah

Gadis kurus, manis
Kau berbicara puitis
Tertawa kadang meringis
Membuat kesedihan terkikis

Gadis kurus, kau membuat ku terpana
Luar biasa kagum akan kau wahai gadis kurus yang lugu
Ku berjalan menatap kau gadis, puas jiwa
Kau tergoda dan tersipu malu

Gadis kurus kau sangat lucu
Tergetar aku merasakan hangat tubuhmu
Seperti palu bergerak bersama paku
Malu menyatakan tapi mau

Gadis kurus mari temani hidup
Akan berikan apa yang ingin miliki
Jangan pergi dengan jiwa tertutup
Nikmati bersama sampai mati

Hai gadis kurus, tetaplah dampingi diriku!




May 2008




“Sosoknya yang menggetarkan aku”

 

 

 

Sosok Adinda, angin bergulir

 

 

 

Dia, berhembus kencang tanpa arah
Tertiup satu persatu bergiliran

Mari kawan kita lihat dari lain sisi

Sungai mengalir, bertemu dari berbagai sisi menuju suatu titik dimana semua detik merasa terusik dan Menjadi bergelimpangan tanpa arah

Mereka menuju samudra

Tanpa beban tanpa kesan
Tapi teringat sampai mati
Selalu begitu demi waktu yang tertuju
Melaju, tanpa terasa, dia terpaku

Inilah kisah angin yang berhembus seperti sungai mengalir
Suatu cerita singkat dari pemuja yang terbuang, mengetahui kosong


Kisah singkat yang terikat zaman





Juni 2008







“kiasan dari otak ku”



Cerita


sebuah cerita
tertera di kepala
terasa merata
ramai dan menderita

Terpaksa dan tak rata
murni, dan
terlihat seperti
asli

Mereka menyebutnya 'original'
baiklah itu saja

para pembaca jangan diambil hati. anggap saja tulisan ini sebuah hiburan terselubung





Aug 2008




Dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan



Datang singkat, pergi bagai menua


Akhirnya datang juga
Semakin tua saja, semua menyambut dan memohon berkah pada yang menciptanya.

Semua menghargainya
Waktu yang sempurna, indah, dan tidak tergantikan
Singkat tapi menyentuh hati
Jiwa tentram tanpa gangguan
Mau tidak mau, pasti selalu sabar
Tinggi hati pergi jauh
Kikir pada sembunyi, dan tidak ada yang tidak mau mengalah

Semoga kalian mengerti jiwa tentram yang damai sementara ini
Akan menjadi pertumpahan darah perkiraan seiring berjalan waktu

inilah saatnya perubahan (sementara)
 Dapatkah kalian merasakan damainya?

Sampah, walaupun didaur ulang, akan tetap menjadi sampah
indah untuk sementara




Aug 2008







“aku menghisapnya, aku menertawakannya”




Hijau Surga



Terpatri hati dengannya
beban lenyap seketika
melayang terngiang
melamun

anggun.

Dunia menonjolkan keindahan dahi sampai mata kaki
rendaman darah seakan tak berarti

HAHAHA

tanpa henti
HAHAHAHA

lagi dan lagi
HAHAHAHAHA

lihat batu itu!
HAHAHAHAHAHA

terpaku menjadi benalu
yang sudah, berlalu
datang lagi, tanpa malu


Malam itu kumerasakan hijau surga,
daun ganja



Oct 2008











Tidak ada komentar:

Posting Komentar