“mulusnya tubuhmu, aku
mau”
Meniduri Bayangmu
Melirik
bulan melewati lubang bekas peluru, tempat dimana aku merenungi malamku. Mencoba mengadu kepada bintang, tanpa
jawaban. Aku haus
Bising
aku mendengar hening. Tuhan, aku
tuli.
Gelinding
bola itupun menghiraukanku, apakah aku harus terus terpaku membodohi diri?
Tuhan,
Kau siksa aku dengan senyumannya.
Pelukis
hina itu mencoba mencemoohku dengan kuasnya.
Tirus
wajahmu menarik nafasku
Jenjang
lehermu menghembuskannya
Belah
dadamu membiarkan aku melepaskan otak ku
Dari
pinggul sampai betis,
Menyentuh,
meraba. Sampai lupa aku bagaimana
membedakannya
Menelanjangimu
dengan aliran kopi yang kau tumpahkan
Setiap
bulu halus itu, kalian tau maksudku
Lembut
tubuhmu, tetesan keringatmu,
Ternyata,
aku hanya meniduri bayangmu, dewiku
Nov
2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar