sexual harassment
Mungkin ini hanya sebuah tulisan. Mungkin ini juga sebuah kiasan. Sebuah kemungkinan yang tertulis tanpa alasan. Mungkin aku hanya ingin menulis tanpa pesan. - M. F. Riphat
Tulang Punggung
Aku mempunyai rasa tarik menarik dengan tubuh bagian belakang wanita. Terutama mereka yang baru saja meniduri raga ini yang haus akan tubuh mereka sendiri - M. F. Riphat
Senin, 28 Oktober 2013
Dear You,
Dear you,
Maybe it's the way you talk, maybe it's the way you walk.
Even the way you laugh, for me it's never enough.
Maybe it's the way you look, maybe it's my heart you took.
Even the way you sleep, makes me drown so deep.
How you kiss, force me not to miss.
Your lips rhymes your hips. Your thigh, hold my breath and ask why?
I know i write random stuff, maybe it's just love.
May our love rhymes like the stuff rhymes with love.
Love,
M. F. Riphat
Sept. 2013
proses pembakaran yang dilakukan oleh si
M. F. Riphat
hanya terjadi pada pukul
5:55 PM
Tidak ada komentar:
Minggu, 31 Maret 2013
Nafsu Samudra
Aku adalah samudra
Banyak yang tertarik akan kedalamanku
Namun mereka tidak mencari tahu apa isi perutku
Seperti biasa, mengantisipasi rasa sengsara
Aku adalah samudra
Banyak yang takut akan hewan liar yang hidup didalamku
Namun mereka tidak mencari tahu kenapa mereka ada disitu
Seperti biasa, mengantisipasi rasa sengsara
Kamu pecinta alam, penyayang lautan, tapi kenapa takut untuk menyentuh dasarku?
Kamu pecinta alam, penyayang lautan, tapi kenapa khawatir akan tekanan bawah lautku?
Kamu pecinta alam, penyayang lautan, tapi kenapa ngeri dengan hewan yang tinggal didalamku?
Kamu pecinta alam, penyayang lautan, tapi kenapa memakai pelindung ketika menelusuri isiku?
Kamu bukan pecinta alam, kamu penakut yang hanya mau enaknya saja.
Kamu memakan ikanku, menikmati luarku, memanfaatkanku, tanpa sedikitpun kekhawatiran akan kepergianku. Bagaimana nasib yang lain kalau aku muak dengan tingkahmu dan pergi meninggalkan dunia ini? Bukan kamu saja yang mati, yang lain juga mati. Kamu pikir aku ini apa? Pemuas nafsumu saja? Apakah ada secuilpun keinginanmu memuaskan nafsuku juga?
Aku ini bukan cuma sekedar samudra, aku adalah sang samudra. Tapi aku tidak bisa hidup tanpa jutaan mahluk lainnya yang menemaniku, seperti gunung dan bebatuan dipinggir pantai, plankton sebagai awal mula rantai makanan dunia laut, butir pasir halus, bangkai kerang, atau sekedar tahi burung laut. Tidak lupa pepohonan pantai sebagai pelengkap. Pelengkap itu syarat utama, tanpa pelengkap, semua tidak akan lengkap. Dan kamu, kamu pelengkapku, aku tidak bisa hidup tanpa kamu.
Aku tidak bisa menyalahkanmu, karena kamu adalah kamu, dan kamu samudraku
Maret 2013
Banyak yang tertarik akan kedalamanku
Namun mereka tidak mencari tahu apa isi perutku
Seperti biasa, mengantisipasi rasa sengsara
Aku adalah samudra
Banyak yang takut akan hewan liar yang hidup didalamku
Namun mereka tidak mencari tahu kenapa mereka ada disitu
Seperti biasa, mengantisipasi rasa sengsara
Kamu pecinta alam, penyayang lautan, tapi kenapa takut untuk menyentuh dasarku?
Kamu pecinta alam, penyayang lautan, tapi kenapa khawatir akan tekanan bawah lautku?
Kamu pecinta alam, penyayang lautan, tapi kenapa ngeri dengan hewan yang tinggal didalamku?
Kamu pecinta alam, penyayang lautan, tapi kenapa memakai pelindung ketika menelusuri isiku?
Kamu bukan pecinta alam, kamu penakut yang hanya mau enaknya saja.
Kamu memakan ikanku, menikmati luarku, memanfaatkanku, tanpa sedikitpun kekhawatiran akan kepergianku. Bagaimana nasib yang lain kalau aku muak dengan tingkahmu dan pergi meninggalkan dunia ini? Bukan kamu saja yang mati, yang lain juga mati. Kamu pikir aku ini apa? Pemuas nafsumu saja? Apakah ada secuilpun keinginanmu memuaskan nafsuku juga?
Aku ini bukan cuma sekedar samudra, aku adalah sang samudra. Tapi aku tidak bisa hidup tanpa jutaan mahluk lainnya yang menemaniku, seperti gunung dan bebatuan dipinggir pantai, plankton sebagai awal mula rantai makanan dunia laut, butir pasir halus, bangkai kerang, atau sekedar tahi burung laut. Tidak lupa pepohonan pantai sebagai pelengkap. Pelengkap itu syarat utama, tanpa pelengkap, semua tidak akan lengkap. Dan kamu, kamu pelengkapku, aku tidak bisa hidup tanpa kamu.
Aku tidak bisa menyalahkanmu, karena kamu adalah kamu, dan kamu samudraku
Maret 2013
proses pembakaran yang dilakukan oleh si
M. F. Riphat
hanya terjadi pada pukul
9:33 PM
Tidak ada komentar:
Jumat, 15 Maret 2013
Kupu-Kupu Ku
Dulu, dua tahun lalu, kamu mengemis pilu sambil menahan rasa malu
Aku hanya bisa terdiam membisu mempermainkan kamu yang memohon melulu
Baru aku tahu kalau itu mempunyai batasnya berlaku
Selalu aku mengira kamu akan terus begitu
Aku mulai tahu, Bodohnya aku
Dulu, ketika menerima tawaran cintamu, aku hanya tertawa lucu
Aku dengan tinggi hati mengabaikan kamu yang sedang merayu
Baru aku tahu kalau itu mempunyai batasnya berlaku
Selalu aku mengira kamu akan terus begitu
Kembali aku teringat, bodohnya aku
Dulu, kamu menuang susu, aku hanya menoleh ragu
Aku menahan tawa akan kamu yang memujaku waktu itu
Baru aku tahu kalau itu mempunyai batasnya berlaku
Selalu aku mengira kamu akan terus begitu
Tidak lupa mengenang, bodohnya aku
Dulu, setiap minggu kamu selalu mengirimkan senyum semu
Aku mengira itu kamu berikan terhadap semua orang tanpa terkecuali aku
Baru aku tahu kalau itu mempunyai batasnya berlaku
Selalu aku mengira kamu akan terus begitu
Tanpa basa basi, bodohnya aku
Kalau saja aku sadar dari dulu bahwa senyum yang kamu bungkus dan sisipkan di kantong celanaku bukanlah palsu. Tapi kalau saja hanyalah menjadi kalau saja, seperti kalau saja bukan aku atau kalau saja kamu mau, ah semua hanya kalau saja. Kalau saja aku tidak gila akan kamu.
Mungkin sekarang kamu sudah siap berangkat dengan kapal pesiar yang akan mengarungi samudra. Tadi malam aku melihat sendiri kamu bersiap-siap merapihkan pakaian dan segala perlengkapan untuk terus bertahan hidup yang selalu kamu iming-imingkan itu.
Bolehkah aku dan kamu menukar posisi rindu?
Bolehkah aku menjadi kamu sementara waktu?
Bolehkah aku menukar perih masa lalu dengan cinta yang tak kunjung kaku?
Bolehkah aku terus menambah pertanyaan bolehkah ku akan kamu?
Tanpa kamu, aku belum bisa menyelesaikan puisiku. Bantu aku meminjamkan mu secarik kertas dan sebuah pena untuk menyelesaikan tulisan ini, karena aku hanya mau kamu yang melakukan itu.
Semoga kamu tahu bahwa aku mau kamu, kupu-kupu ku
Maret 2013
Aku hanya bisa terdiam membisu mempermainkan kamu yang memohon melulu
Baru aku tahu kalau itu mempunyai batasnya berlaku
Selalu aku mengira kamu akan terus begitu
Aku mulai tahu, Bodohnya aku
Dulu, ketika menerima tawaran cintamu, aku hanya tertawa lucu
Aku dengan tinggi hati mengabaikan kamu yang sedang merayu
Baru aku tahu kalau itu mempunyai batasnya berlaku
Selalu aku mengira kamu akan terus begitu
Kembali aku teringat, bodohnya aku
Dulu, kamu menuang susu, aku hanya menoleh ragu
Aku menahan tawa akan kamu yang memujaku waktu itu
Baru aku tahu kalau itu mempunyai batasnya berlaku
Selalu aku mengira kamu akan terus begitu
Tidak lupa mengenang, bodohnya aku
Dulu, setiap minggu kamu selalu mengirimkan senyum semu
Aku mengira itu kamu berikan terhadap semua orang tanpa terkecuali aku
Baru aku tahu kalau itu mempunyai batasnya berlaku
Selalu aku mengira kamu akan terus begitu
Tanpa basa basi, bodohnya aku
Kalau saja aku sadar dari dulu bahwa senyum yang kamu bungkus dan sisipkan di kantong celanaku bukanlah palsu. Tapi kalau saja hanyalah menjadi kalau saja, seperti kalau saja bukan aku atau kalau saja kamu mau, ah semua hanya kalau saja. Kalau saja aku tidak gila akan kamu.
Mungkin sekarang kamu sudah siap berangkat dengan kapal pesiar yang akan mengarungi samudra. Tadi malam aku melihat sendiri kamu bersiap-siap merapihkan pakaian dan segala perlengkapan untuk terus bertahan hidup yang selalu kamu iming-imingkan itu.
Bolehkah aku dan kamu menukar posisi rindu?
Bolehkah aku menjadi kamu sementara waktu?
Bolehkah aku menukar perih masa lalu dengan cinta yang tak kunjung kaku?
Bolehkah aku terus menambah pertanyaan bolehkah ku akan kamu?
Tanpa kamu, aku belum bisa menyelesaikan puisiku. Bantu aku meminjamkan mu secarik kertas dan sebuah pena untuk menyelesaikan tulisan ini, karena aku hanya mau kamu yang melakukan itu.
Semoga kamu tahu bahwa aku mau kamu, kupu-kupu ku
Maret 2013
Rabu, 13 Maret 2013
Sedikit tulisan untuk bebatuan tempat aku bersandar
Aku berjalan setapak demi setapak ditemani sebuah batu yang baru saja aku temukan beberapa langkah lalu. Sebuah batu putih kecil yang jauh dari kata sempurna, batu kotor penuh lumpur, kutemukan disamping pohon yang tidak berbeda dari berbagai pohon lain yang aku lewati. Entah kenapa aku ambil batu itu dan mengajaknya ikut aku berkelana, aku hanya tertarik tanpa alasan apapun yang menarik.
Sesekali sambil berjalan aku bersihkan sedikit demi sedikit, terkadang juga suka aku celupkan ke pinggir sungai dengan harapan bisa semakin terlihat bersih dan mencuat warna dasarnya. Tapi anehnya, setiap sudah hampir bersinar dan terlihat warna aslinya, dengan bodohnya aku membiarkan batu itu terjatuh dan lagi-lagi semakin menumpuk debu-debunya. Tanpa lelah apalagi mengeluh, sambil berjalan melalui jalan setapak demi setapak, aku terus membersihkannya, walaupun sesekali juga kotor juga.
Mungkin memang aku yang tolol dan tidak sabar, kita sudah hari ke 731 dengan santainya aku lempar dengan maksud membuang batu itu ke sungai, tanpa sadar, aku seperti merasa sepi semenjak batu itu aku buang, setiap pukul 7 pagi dan 5 sore, aku duduk sejenak, sambil melepas lelah, aku merenung, mengenang kenangan indah ketika aku menemukan batu itu, melewati hari-hari bersama batu itu, hingga aku buang begitu saja, hal ini terjadi sudah cukup lama.
Kadang aku berpikir, "bagaimana kalau batu itu diambil orang yang tidak mengerti dan tidak bisa memelihara batu itu dengan baik?"
Disaat sore, menjelang matahari terbenam, aku suka menyeburkan diri ke sungai, dengan harapan akan menemukan batu itu, batu yang menyebalkan tapi selalu memupuk rindu. Rasa kesal dan sesal selalu menyelimuti setiap malamku, mungkin dengan harapan bisa menghangatkan tubuh dari dinginnya angin malam ya.
Aku pun ragu dan entah mau bagaimana lagi.
Entah sampai kapan aku harus menunggu batu itu, batu yang pernah menemani sepi hari-hari selama ratusan hari, entah aku harus mencari batu lain lagi untuk diajak menari atau hanya duduk terpaku menunggu batu itu kembali mengetuk pintu dan kembali memohon untuk dibersihkan debu dan lumpur di sekelilingnya.
Harapan hanya tinggal harapan, kawan.
Satu demi satu memang apapun yang berada disekeliling kita pasti akan meninggalkan kita, aku baru menyadari ketika batu itu membuang rasa sepi ku, aku lupa akan air yang membuang rasa haus, aku lupa akan pohon yang membantu aku membuang rasa kantuk dengan membiarkan aku beristirahat, aku lupa akan dedaunan yang membuang teriknya panas matahari, maupun aku lupa akan kaki yang membantuku berjalan melewati ini semua.
Hey batu, terima kasih segala bentuk cinta kasih. Aku malu akan masa lalu, aku mau kamu, batuku. Tapi waktu tidak akan membeku, bahkan tidak mungkin berputar maju.
Entah engkau mendengar atau tidak, wahai sungai setiaku, sampaikan rasa rinduku pada batu itu.
Maret 2013
*Tanpa revisi
Sesekali sambil berjalan aku bersihkan sedikit demi sedikit, terkadang juga suka aku celupkan ke pinggir sungai dengan harapan bisa semakin terlihat bersih dan mencuat warna dasarnya. Tapi anehnya, setiap sudah hampir bersinar dan terlihat warna aslinya, dengan bodohnya aku membiarkan batu itu terjatuh dan lagi-lagi semakin menumpuk debu-debunya. Tanpa lelah apalagi mengeluh, sambil berjalan melalui jalan setapak demi setapak, aku terus membersihkannya, walaupun sesekali juga kotor juga.
Mungkin memang aku yang tolol dan tidak sabar, kita sudah hari ke 731 dengan santainya aku lempar dengan maksud membuang batu itu ke sungai, tanpa sadar, aku seperti merasa sepi semenjak batu itu aku buang, setiap pukul 7 pagi dan 5 sore, aku duduk sejenak, sambil melepas lelah, aku merenung, mengenang kenangan indah ketika aku menemukan batu itu, melewati hari-hari bersama batu itu, hingga aku buang begitu saja, hal ini terjadi sudah cukup lama.
Kadang aku berpikir, "bagaimana kalau batu itu diambil orang yang tidak mengerti dan tidak bisa memelihara batu itu dengan baik?"
Disaat sore, menjelang matahari terbenam, aku suka menyeburkan diri ke sungai, dengan harapan akan menemukan batu itu, batu yang menyebalkan tapi selalu memupuk rindu. Rasa kesal dan sesal selalu menyelimuti setiap malamku, mungkin dengan harapan bisa menghangatkan tubuh dari dinginnya angin malam ya.
Aku pun ragu dan entah mau bagaimana lagi.
Entah sampai kapan aku harus menunggu batu itu, batu yang pernah menemani sepi hari-hari selama ratusan hari, entah aku harus mencari batu lain lagi untuk diajak menari atau hanya duduk terpaku menunggu batu itu kembali mengetuk pintu dan kembali memohon untuk dibersihkan debu dan lumpur di sekelilingnya.
Harapan hanya tinggal harapan, kawan.
Satu demi satu memang apapun yang berada disekeliling kita pasti akan meninggalkan kita, aku baru menyadari ketika batu itu membuang rasa sepi ku, aku lupa akan air yang membuang rasa haus, aku lupa akan pohon yang membantu aku membuang rasa kantuk dengan membiarkan aku beristirahat, aku lupa akan dedaunan yang membuang teriknya panas matahari, maupun aku lupa akan kaki yang membantuku berjalan melewati ini semua.
Hey batu, terima kasih segala bentuk cinta kasih. Aku malu akan masa lalu, aku mau kamu, batuku. Tapi waktu tidak akan membeku, bahkan tidak mungkin berputar maju.
Entah engkau mendengar atau tidak, wahai sungai setiaku, sampaikan rasa rinduku pada batu itu.
*Tanpa revisi
proses pembakaran yang dilakukan oleh si
M. F. Riphat
hanya terjadi pada pukul
2:40 AM
Tidak ada komentar:
Kamis, 07 Maret 2013
I thought you're different
Well, I thought you're different.
March 2013
March 2013
proses pembakaran yang dilakukan oleh si
M. F. Riphat
hanya terjadi pada pukul
9:33 AM
Tidak ada komentar:
Pangeran yang suka menari di bulan
Sekali waktu ia menari di Bulan
Kadang menyiram tanaman
Tidak pernah bertemu pagi
Hanya menari dan menari
Menari di Bulan
Ia selalu menari sendiri
Tapi selalu ada selir menemani
Selir duduk dipinggir Bulan
Bersandar, memandang Pangeran
Jan 2013
Kadang menyiram tanaman
Tidak pernah bertemu pagi
Hanya menari dan menari
Menari di Bulan
Ia selalu menari sendiri
Tapi selalu ada selir menemani
Selir duduk dipinggir Bulan
Bersandar, memandang Pangeran
Jan 2013
proses pembakaran yang dilakukan oleh si
M. F. Riphat
hanya terjadi pada pukul
8:50 AM
Tidak ada komentar:
Sabtu, 08 Desember 2012
Tuhan bisa saja fana (atheism)
TUHAN? Ah, itu hanya akal-akalan manusia saja.
Satu manusia, satu Tuhan. Mereka punya perintah masing-masing akan apa yang akan dilakukan yang berarti mereka mempunyai full aturan dan kemauan sendiri baik dari lahir, sampai mati.
Bahkan bernapas pun menjadi suatu pilihan, bekerjanya organ tubuh? itu juga menjadi pilihan, mereka bisa kapan saja memberhentikannya. Semua hanya tentang kemauan. Suatu omong kosong yang diisi dengan omong kosong. IYA! kekosongan, pola pikir itu punya batas. berpikir saja terus, nanti juga berhenti.
Masih belum percaya juga kalau Tuhan itu hanya rekayasa manusia? Setiap saya menginginkan sesuatu, saya berusaha (sambil berdoa), waktu berjalan, tik tok tik tok, hasil keluar. Saya berhasil, saya mendapatkan apa yang saya mau. Saya berterima kasih kepada siapa yang dipanggil Tuhan. Padahal yang mau kan saya, yang berusaha kan saya. Kok makasih dan bersyukurnya sama tuhan? Akal-akalan lagi kan.
Coba lagi ya, saya mau sesuatu, saya berusaha (sambil berdoa lagi), waktu lagi-lagi berjalan, tik tok tik tok, hasil keluar. Saya gagal, saya tidak menemukan apa yang saya idam-idamkan diatas meja kamar saya. Saya terpuruk. Awalnya nyalahin Tuhan, tapi ujung-ujungnya mencoba berpikir positif, dan berpikir bahwa Tuhan sudah menyiapkan yang lebih baik. Tahu darimana sih kamu kalau apa yang kamu dapat sekarang itu jauh lebih baik dari sebelumnya yang seharusnya kamu inginkan? Itu cuma pembenaran para ahli agama.
"Tuhan itu tidak ada,
yang ada itu cuma kita
kita para manusia"
Satu manusia, satu Tuhan. Mereka punya perintah masing-masing akan apa yang akan dilakukan yang berarti mereka mempunyai full aturan dan kemauan sendiri baik dari lahir, sampai mati.
Bahkan bernapas pun menjadi suatu pilihan, bekerjanya organ tubuh? itu juga menjadi pilihan, mereka bisa kapan saja memberhentikannya. Semua hanya tentang kemauan. Suatu omong kosong yang diisi dengan omong kosong. IYA! kekosongan, pola pikir itu punya batas. berpikir saja terus, nanti juga berhenti.
Masih belum percaya juga kalau Tuhan itu hanya rekayasa manusia? Setiap saya menginginkan sesuatu, saya berusaha (sambil berdoa), waktu berjalan, tik tok tik tok, hasil keluar. Saya berhasil, saya mendapatkan apa yang saya mau. Saya berterima kasih kepada siapa yang dipanggil Tuhan. Padahal yang mau kan saya, yang berusaha kan saya. Kok makasih dan bersyukurnya sama tuhan? Akal-akalan lagi kan.
Coba lagi ya, saya mau sesuatu, saya berusaha (sambil berdoa lagi), waktu lagi-lagi berjalan, tik tok tik tok, hasil keluar. Saya gagal, saya tidak menemukan apa yang saya idam-idamkan diatas meja kamar saya. Saya terpuruk. Awalnya nyalahin Tuhan, tapi ujung-ujungnya mencoba berpikir positif, dan berpikir bahwa Tuhan sudah menyiapkan yang lebih baik. Tahu darimana sih kamu kalau apa yang kamu dapat sekarang itu jauh lebih baik dari sebelumnya yang seharusnya kamu inginkan? Itu cuma pembenaran para ahli agama.
"Tuhan itu tidak ada,
yang ada itu cuma kita
kita para manusia"
Desember 2012
Langganan:
Postingan (Atom)